DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
A.
PENDAHULUAN
B.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Kesusastraan......................................................... 1
b.
Prinsip dasar
kritik sastra....................................................... 1
c.
Bentuk karya
sastra................................................................. 2
KESIMPULAN.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama
pemakalah ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan bimbingan dan rahmat-Nya kepada pemakalah sehingga makalah yang
berjudul KESUSASTRAAN ini dapat diselesaikan.
Pemakalah
secara khusus ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang turut membantuk pemakalah dalam menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Adapun tujuan pemakalah dalam membuat karya ilmiah ini untuk membantu para
mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN)
Padangsidimpuan serta pembaca lainnya yang ingin mempelajari Bahasa Indonesia
khususnya Kesusastraan.
Pemakalah sadar betul
tentang adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami sangat menghargai tanggapan-tanggapan dan saran-saran serta
kritik-kritik membangun dari pembaca untuk perebaikan dan penyempurnaan makalah
ini.
A. PENDAHULUAN
Berbahasa
bukanlah kegiatan manusia yang berdiri sendiri, sebab dalam kegiatan itu
tersangkut pula kegiatan lainnya. Oleh karena itu dalam usaha memahami bahasa,
kita tidak cukup dengan hanya memahami struktur bahasa itu saja, melainkan
harus pula memahami sangkut-paut bahasa itu dengan berbagai hal di luarnya.
Dalam
usaha mengembangkan bahasa kita menghendaki agar bahasa itu berimbang, baik
strukturnya maupun pemakaiannya, sesuai dengan perkembangan sosial budaya
masyarakatnya.
Sastra
sebagai bentuk kegiatan kreatif manusia yang mempergunakan bahasa sebagai
mediumnya sangat erat sangkut-pautnya dengan bahasa. Dalam pengenbangan bahasa
tentulah peranan sastra tidak kecil, baik yang berkenaan dengan ekologinya.
B.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian Kesusasteraan
Sastra
(Sanskerta: Shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’,
yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar
‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini sering digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Menurut
Panuti Sudjiman (1986:68) sastra adalah sebagai karya lisan maupun tulisan yang
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keartistikan, keindahan dalam isi,
dan ungkapannya.[1]
Berikutnya Kesusasteraan adalah kumpulan buku yang indah bahasanya dan baik
isinya sehingga dapat menimbulkan rasa keharuan dan kekaguman.[2]
Sedangkan dari pendapat lain, Sastra adalah satu bentuk kegiatan berbahasa,
baik bagi pengaran atau penuturnya, maupun bagi pembaca atau pendengarnya.[3]
b.
prinsip dasar kritik sastra
Sebelum
kita berkecimpung lebih jauh menjelajahi segi-segi kritik sastra ini, maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa prinsip dasar.Hal ini perlu
untuk menjaga agar kita jangan keluar dari rel yang sebenr nya.Menurut Vincil
C.Coulter , beberap dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sastra
adalah suatu mode berpikir universal, karakteristik manusia dalam segala masa
dan tahap perkembangan.
2. Tipe
berfikir ini takan dapat dikembangkan terpisah dari obyektifikasinya dalam
beberapa bentuk lisan atau tulisan yang bertindak sebagai suatu lambang yang
penting,seperti juga halnya kata merupakan lambang penting dalam jenis berfikir
kita yang lebih sederhana
3. Maksud
dan tujuan cara berfikir ini adalah untuk membuat pengalaman lebih intensif an
bermakna.
4. Pemukukan
serta pengembangan sastra haruslah dilaksanakan :
a)
melalui upaya pada penulisan kreatif dan
b) melalui
apresiaisi,apropriasi atau kesepadanan nilai-nilai yang terdpat dalam karya
orang lain.
5. Nilai
sastara suatu puisi, novel, darama, senantiasa bersifat pribadi ; dengan kata
lain : hanya akan terdapat didalam nilai pengalaman yang berguna bagipenikmat
(penyimak atau pembaca) secara pribadi
6. Intensitas
pengalaman penikmat satra tergantung dari beberapa faktor,misalnya :
a) perasaannya waktu membaca itu
b) paham atau tidaknya dia akan
lambang-lambang yang dipakai
c) biasa atau tidaknya dia akan
interpretasi imajinatif
d) pengalaman-pengalamannya pada masa
lalu
(e) kesesuaian bahan-bahan yang
disajikan pada masalah-masalahnya sendiri,dll.
7. Dari
segi hakekat dan tujuan satra ,maka
nilai-nilai estetika perlu sekali di alihkan , dan kegunaan suatu karya satra
tertentu mungkin saja berbeda dari masa kemasa, dari bangsa ke bangsa , dan
dari pribadi ke pribadi.
8. Reaksi-reaksiperseorangan
terhadap satra ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan sikap kita terhdap
diri kita dan lingkungan kita,sehingga pada akhirnya tidak lah mungkin menilai
suatu karya satra tanpa mempertimbangkan implikasi-implikasi moralnya.[4]
c.
Bentuk Karya Sastra
Berdasarkan bentuknya, karya sastra Indonesia dapat
dibedakan atas:
1.
PROSA
Adalah
karangan bebas yang tidak terikat oleh bentuk irama dan rima. Oleh karena itu,
pembaca dapat dengan mudah menangkap pesan yang ada dalam karya prosa tersebut.
Menurut
perkembangannya, posa erbagi dua, yaitu:
a)
Prosa
Lama
Karya
sastra yang termasuk prosa lama antara lain:
·
Hikayat
Cerita
tentang raja dan bangsawan.
Contoh:
Hikayat Hang Tuah
·
Tambo
(Silsilah)
Isinya
berkaitan dengan sejarah tetapi sudah dibumbui dengan fantasi.
Contoh:
Kerajaan Kediri
·
Dongeng,
yang terdiri atas:
Ø Fabel:
cerita rekaan yang semua tokohnya terdiri atas binatang yang berperilaku
seperti manusia.
Contoh:
Si Kancil
Ø Legenda:
Cerita rekaan yanag dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Contoh: Terjadinya Rawa pening
Ø Sage:
Cerita rekaan yang dihubungkan dengan sejarah.
Contoh:
Saur Sepuh
Ø Mite:
Cerita rekaan yang dihubungkan dengan kepercayaan (tentang dewa-dewa dan
roh-roh).
Contoh: Nyai Roro Kidul. Dan masih ada
lagi seperti: Parabel, Dongeng Orang Pandir, Cerita panji / wira cerita.
b)
Prosa baru
Yang
termasuk Prosa baru adalah:
·
Cerpen:
Berisi
suatu peristiwa dari bagian hidup manusia yang dijalin dengan padat sehingga
tokohnya tidak mengalami perubahan nasib.
·
Novel:
Melukiskan
kehidupan sehari-hari tokoh yang mengalami konflik / ada perubahan nasib
·
Roman:
Menceritakan seluruh kehidupan pelaku utamanya
yang menyangkut peristiwa yang dialami dari keil sampai mati.
·
Fragmen:
Cuplikan
atau petikan dari sebuah cerita
·
Biografi:
Cerita kehidupan seseorang terutama
dititkberatkan pada jasa dan perjuangannya dalam masyarakat. (riwayat hidup
orang lain)
·
Otobiografi:
Cerita
kehidupan karangan sendiri
·
Esai:
Karangan yang mengupas masalah sosial, budaya,
dan sastra
·
Kritik
Sastra: Karangan yang
berisi tentang penilaian baik buruknya hasil karya sastra pada masa tertentu
·
Riwayat
Perjalanan: Melukiskan perjalanan serta kesan-kesan
seseorang atau penulis ke suatu negri atau tempat tertentu.
Unsur
Karya Sastra prosa
Secara
umum karya umum sastra (modern) khususnya prosa memiliki dua unsur pokok, yaitu
unsur inrtrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik sastra adalah unsur
yang membangun suatu karya dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsiksastra adalah
unsur luar yang memengaruhi suatu karya sastra.[5]
·
Unsur
instrinsik ini meliputi:
a)
Plot/Alur: Merupakan rangkaian
peristiwa yang membentuk cerita.
Alur dibedakan
:
·
Alur maju / progresif: Yaitu alur yang
peristiwanya berjalan teratur dari awal sampai akhir cerita.
·
Alur mundur / regresif: Yaitu alur yang
menceritakan peristiwa pada waktu lampau.
·
Alur sorot balik / lash back: Yaitu alur
yang terjadi karena pengarang mendahulukan bagian akhir cerita dan baru kembali
ke awal cerita.
·
Alur klimaks: yaitu alur yang susunan
peristiwa menanjak dari peristiwa biasa menjadi meningkat menjadi penting.
·
Alur antiklimaks: yaitu alur yang
susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa penting / yang menonjol
kemudian menjadi kendur dan berakhir dengan peristiwa biasa.
·
Alur kronologis: yaitu alur yang susunan
peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu.
b) Tokoh
dan Penokohan Tokoh: adalah
para pelaku yang ada dalam ceritanya. Penokohan adalah cara mengarang
melukiskan tokoh-tokoh dalam cerita yang ditulisnya.
c) Latar
dan Setting: Merupakan tempat
atau waktu terjadinya peristiwa.
d) Sudut
pandang atau titik kisah: ada;ah
bagia pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulis. Sudut pandang
dapat dibedakan atas:
·
Pola orang pertama
Dalam
hasil karyanya pengarang dapat bertindak sebagai:
Ø Tokoh
utama
Ø
Pengamat langsung
Ø
Pengamat tidak langsung
·
Pola orang ketiga
Dalam
hasil karyanya pengarang tidak terlibat dalam peristiwa yang terjadi dala
cerita tersebut. Kata ganti dipakai = dia, ia, atau nama orang.
e)
Gaya: Ialah cara atau teknik yang
digunakan pengarang untuk menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media
bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menciptakan nuansa makna.
f)
Tema: Merupakan ide pokok yang
menjadi titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita.
·
Unsur
Ekstrinsik meliputi:
a) Biografi
pengarangnya
b) Idiologi
yang dianut pengarangnya
c) Agama
yang dianut pengarangnya
d) Kedudukan
pengarang dalam masyarakat
e) Waktu
yang melingkupi karya itu diciptakan
2.
PUISI
Puisi
ini terdiri atas:
a) Puisi
lama
·
Bidal
·
Pantun
·
Syair
·
Gurindam
·
Pantun kilat / Karmia
·
Talibun
·
Seloka
/ Pantun berkait
·
Mantra
b) Puisi
Baru
Puisi
baru berdasarkan jumlah barisnya:
·
Distikhon: puisi setiap baitnya terdiri dari 2 baris
·
Terzina
: puisi setiap baitnya terdiri dari 3
baris
·
Kuatrain: puisi setiap baitnya terdiri dari 4 baris
·
Quint:
puisi setiap baitnya terdiri dari
5baris
·
Sextet: puisi setiap baitnya terdiri dari 6 baris
·
Septima:
puisi setiap baitnya terdiri dari 7
baris
·
Oktaf/stanza:
puisi setiap baitnya terdiri dari 8 baris
·
Soneta:
puisi
yang terdiri dari 14 baris
·
Puisi
bebas: puisi yang tidak terikat oleh jumlah baris dan rima
·
Puisi
kontemporer: Puisi yang menyimpan dari aturan
penulisnya
3.
PROSA
LIRIS
Prosa
liris sebenarnya merupakan bentuk setengah prosa setengah puisi. Pada masa
purba bentuk semacam ini disebut bahasa bahasa Berirama.
Ciri-cirinya:
a)
Berbentuk prosa tetapi bagian kalimatnya
beriarama seperti puisi
b)
Iramanya mirip pantun atau syair
c)
Isinya berupa cerita
d)
Cara penulisannya berbait seprti pantun
e)
Rima tidak terdapat didalamnya,bila
dijumpai rima itu kebetulan saja.
Contoh:
Pengakuan pariyem
Sabai
Nan Aluih
4.
DRAMA
Drama
ialah bentuk karya satra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia
melalui gerak dan percakapan diatas panggung.
Unsur-unsur
drama:
a.
Plot/alur
Plot
dalam drama tidak jauh berbeda tidak jauh berbeda dengan plot yang ada pada
roman atau novel hanya saja plot dalam drama di bagi dalam babak-babak dan
adegan-adegan.
b.
Tokoh dan karakter
Tokoh
adalah pelaku yang menggerakkan plot .Dalam drama,tokoh di peragakan oleh
seorang aktor .Dalam keadaan seperti inilah karakterisasi atau (perwatakan)dari
seorang tokoh akan semakin jelas dan hidup
c.
Percakapan
Percakapan
dalam drama ini dibedakan atas:
·
Prolog : percakapn awal sebagai pembuka
pertujukan drama
·
Monolog : percakapn sendiri
·
Dialog : percakapan sepenuh
·
Epilog :npercakapn akhir sebagai penutup
pertunjukan
d.
Latar dan setting
Latar
atau setting adalah penjelasan tentang suasana tempat dan waktu yang ada dalam
pertunjukan drama.Bila di pentaskan latar di wujudkan : Tata panggung,tata
sinar,tata bunyi.
e.
Gerak atau action
Gerak
atau action dibedakan atas:
· Mimik
: gerak raut muka
· Panto
mimik : gerak gerik anggota tubuh
· Blocking
: Posisi aktor diatas pentas
f.
Tata busana dan tata rias
g.
Tata panggung[6]
Ciri cirri sastra tiap angkatan
1. Kesusastraan
lama
2. Aangkatan
20 / Balai Pustaka
3. Angkatan
30 / Pujangga baru
4. Angkatan
45
5. Angkatan
66
KESIMPULAN
Kesusastraan adalah
kumpulan buku yang indah bahasanya dan baik isinya sehingga dapat menimbulkan
rasa keharuan dan kekaguman.
BENTUK KARYA SASTRA
1. Prosa
2. Puisi
3. Prosa
Liris
4. Drama
ADAPUN TOKOH TOKOH SASTRA YAITU:
1. Chairul
Anwar
2. Chairul
Harun
3. Citra
Yogya
4. Claudine
Salmon
5. Daelan
Muhammad
6. Dami
N. Toda
7. Damiri
Mahmud
8. Danarto
CIRI CIRI SASTRA TIAP ANGKATAN
1. Kesusastraan
lama
2. Angkatan
20 / Balai Pustaka
3. Angkatan
30 / Pujangga
4. Angkatan
45
5. Angkatan
66
DAFTAR
PUSTAKA
http://asemmanis.wordpres
Sri Astuti Caratina, Bahasa Indonesia 3 SMU, (Yogyakarta:
SSCIntersolusi, 2002),
Rusyana Yus, Bahasa Dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan, (Bandung:
CV. DIPONEGORO, 1984)
Guntur Tarigan Hendry, Prinsip-prinsip dasar sastra, (Bandung :
Angkasa), http://belajarbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/unsur-karya-sastra.html
[1]
http://asemmanis.wordpres
[2]
Caratina Sri Astuti, Bahasa Indonesia 3
SMU, (Yogyakarta: SSCIntersolusi, 2002), hlm 98
[3]
Yus Rusyana, Bahasa Dan Sastra Dalam
Gamitan Pendidikan, (Bandung: CV. DIPONEGORO, 1984), hlm 303
[4] Hendry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip dasar sastra, (Bandung : Angkasa), hlm.189
[5]
http://belajarbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/unsur-karya-sastra.html
[6] Caratina Sri Astuti, Op Cit, hlm 108
0 komentar:
Posting Komentar