Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 13 September 2014

Kesusastraan

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A.     PENDAHULUAN
B.   PEMBAHASAN
a.     Pengertian Kesusastraan......................................................... 1
b.    Prinsip dasar kritik sastra....................................................... 1
c.      Bentuk karya sastra................................................................. 2
KESIMPULAN.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

KATA PENGANTAR
Pertama-tama pemakalah ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bimbingan dan rahmat-Nya kepada pemakalah sehingga makalah yang berjudul KESUSASTRAAN ini dapat diselesaikan.
Pemakalah secara khusus ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang turut membantuk pemakalah dalam menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Adapun tujuan pemakalah dalam membuat karya ilmiah ini untuk membantu para mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Padangsidimpuan serta pembaca lainnya yang ingin mempelajari Bahasa Indonesia khususnya Kesusastraan.
Pemakalah sadar betul tentang adanya keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat menghargai tanggapan-tanggapan dan saran-saran serta kritik-kritik membangun dari pembaca untuk perebaikan dan penyempurnaan makalah ini.



A.  PENDAHULUAN
Berbahasa bukanlah kegiatan manusia yang berdiri sendiri, sebab dalam kegiatan itu tersangkut pula kegiatan lainnya. Oleh karena itu dalam usaha memahami bahasa, kita tidak cukup dengan hanya memahami struktur bahasa itu saja, melainkan harus pula memahami sangkut-paut bahasa itu dengan berbagai hal di luarnya.
Dalam usaha mengembangkan bahasa kita menghendaki agar bahasa itu berimbang, baik strukturnya maupun pemakaiannya, sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya.
Sastra sebagai bentuk kegiatan kreatif manusia yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya sangat erat sangkut-pautnya dengan bahasa. Dalam pengenbangan bahasa tentulah peranan sastra tidak kecil, baik yang berkenaan dengan ekologinya. 

B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Kesusasteraan
          Sastra (Sanskerta: Shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini sering digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Menurut Panuti Sudjiman (1986:68) sastra adalah sebagai karya lisan maupun tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya.[1] Berikutnya Kesusasteraan adalah kumpulan buku yang indah bahasanya dan baik isinya sehingga dapat menimbulkan rasa keharuan dan kekaguman.[2] Sedangkan dari pendapat lain, Sastra adalah satu bentuk kegiatan berbahasa, baik bagi pengaran atau penuturnya, maupun bagi pembaca atau pendengarnya.[3]
b. prinsip dasar kritik sastra
Sebelum kita berkecimpung lebih jauh menjelajahi segi-segi kritik sastra ini, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa prinsip dasar.Hal ini perlu untuk menjaga agar kita jangan keluar dari rel yang sebenr nya.Menurut Vincil C.Coulter , beberap dari prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Sastra adalah suatu mode berpikir universal, karakteristik manusia dalam segala masa dan tahap perkembangan.
2.      Tipe berfikir ini takan dapat dikembangkan terpisah dari obyektifikasinya dalam beberapa bentuk lisan atau tulisan yang bertindak sebagai suatu lambang yang penting,seperti juga halnya kata merupakan lambang penting dalam jenis berfikir kita yang lebih sederhana
3.      Maksud dan tujuan cara berfikir ini adalah untuk membuat pengalaman lebih intensif an bermakna.
4.      Pemukukan serta pengembangan sastra haruslah dilaksanakan :
 a)  melalui upaya pada penulisan kreatif dan
b) melalui apresiaisi,apropriasi atau kesepadanan nilai-nilai yang terdpat dalam karya orang lain.
5.      Nilai sastara suatu puisi, novel, darama, senantiasa bersifat pribadi ; dengan kata lain : hanya akan terdapat didalam nilai pengalaman yang berguna bagipenikmat (penyimak atau pembaca) secara pribadi
6.      Intensitas pengalaman penikmat satra tergantung dari beberapa faktor,misalnya :
a) perasaannya waktu membaca itu
b) paham atau tidaknya dia akan lambang-lambang yang dipakai
c) biasa atau tidaknya dia akan interpretasi imajinatif
d) pengalaman-pengalamannya pada masa lalu
(e) kesesuaian bahan-bahan yang disajikan pada masalah-masalahnya sendiri,dll.
7.      Dari segi  hakekat dan tujuan satra ,maka nilai-nilai estetika perlu sekali di alihkan , dan kegunaan suatu karya satra tertentu mungkin saja berbeda dari masa kemasa, dari bangsa ke bangsa , dan dari pribadi ke pribadi.
8.      Reaksi-reaksiperseorangan terhadap satra ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan sikap kita terhdap diri kita dan lingkungan kita,sehingga pada akhirnya tidak lah mungkin menilai suatu karya satra tanpa mempertimbangkan implikasi-implikasi moralnya.[4]
c. Bentuk Karya Sastra
            Berdasarkan bentuknya, karya sastra Indonesia dapat dibedakan atas:
1.     PROSA
Adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh bentuk irama dan rima. Oleh karena itu, pembaca dapat dengan mudah menangkap pesan yang ada dalam karya prosa tersebut.
Menurut perkembangannya, posa erbagi dua, yaitu:
a)      Prosa Lama
Karya sastra yang termasuk prosa lama antara lain:
·        Hikayat
Cerita tentang raja dan bangsawan.
Contoh: Hikayat Hang Tuah
·        Tambo (Silsilah)
Isinya berkaitan dengan sejarah tetapi sudah dibumbui dengan fantasi.
Contoh: Kerajaan Kediri
·        Dongeng,
 yang terdiri atas:
Ø  Fabel: cerita rekaan yang semua tokohnya terdiri atas binatang yang berperilaku seperti manusia.
Contoh: Si Kancil
Ø  Legenda: Cerita rekaan yanag dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat.
Contoh: Terjadinya Rawa pening
Ø  Sage: Cerita rekaan yang dihubungkan dengan sejarah.
Contoh: Saur Sepuh
Ø  Mite: Cerita rekaan yang dihubungkan dengan kepercayaan (tentang dewa-dewa dan roh-roh).
Contoh: Nyai Roro Kidul. Dan masih ada lagi seperti: Parabel, Dongeng Orang Pandir, Cerita panji / wira cerita.
b)    Prosa baru
Yang termasuk Prosa baru adalah:
·        Cerpen: Berisi suatu peristiwa dari bagian hidup manusia yang dijalin dengan padat sehingga tokohnya tidak mengalami perubahan nasib.
·        Novel: Melukiskan kehidupan sehari-hari tokoh yang mengalami konflik / ada perubahan nasib
·        Roman:  Menceritakan seluruh kehidupan pelaku utamanya yang menyangkut peristiwa yang dialami dari keil sampai mati.
·        Fragmen: Cuplikan atau petikan dari sebuah cerita
·        Biografi:  Cerita kehidupan seseorang terutama dititkberatkan pada jasa dan perjuangannya dalam masyarakat. (riwayat hidup orang lain)
·        Otobiografi: Cerita kehidupan karangan sendiri
·        Esai:  Karangan yang mengupas masalah sosial, budaya, dan sastra
·        Kritik Sastra:  Karangan yang berisi tentang penilaian baik buruknya hasil karya sastra pada masa tertentu
·        Riwayat Perjalanan: Melukiskan perjalanan serta kesan-kesan seseorang atau penulis ke suatu negri atau tempat tertentu.
 Unsur Karya Sastra prosa
Secara umum karya umum sastra (modern) khususnya prosa memiliki dua unsur pokok, yaitu unsur inrtrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik sastra adalah unsur yang membangun suatu karya dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsiksastra adalah unsur luar yang memengaruhi suatu karya sastra.[5]
·         Unsur instrinsik  ini meliputi:
a)      Plot/Alur: Merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
Alur dibedakan :
·        Alur maju / progresif: Yaitu alur yang peristiwanya berjalan teratur dari awal sampai akhir cerita.
·        Alur mundur / regresif: Yaitu alur yang menceritakan peristiwa pada waktu lampau.
·        Alur sorot balik / lash back: Yaitu alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan bagian akhir cerita dan baru kembali ke awal cerita.
·        Alur klimaks: yaitu alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa biasa menjadi meningkat menjadi penting.
·        Alur antiklimaks: yaitu alur yang susunan peristiwanya makin menurun dari peristiwa penting / yang menonjol kemudian menjadi kendur dan berakhir dengan peristiwa biasa.
·        Alur kronologis: yaitu alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai dengan urutan waktu.
b)     Tokoh dan Penokohan Tokoh: adalah para pelaku yang ada dalam ceritanya. Penokohan adalah cara mengarang melukiskan tokoh-tokoh dalam cerita yang ditulisnya.
c)      Latar dan Setting: Merupakan tempat atau waktu terjadinya peristiwa.
d)     Sudut pandang atau titik kisah: ada;ah bagia pengarang menempatkan dirinya dalam cerita yang ditulis. Sudut pandang dapat dibedakan atas:
·        Pola orang pertama
Dalam hasil karyanya pengarang dapat bertindak sebagai:
Ø  Tokoh utama
Ø  Pengamat langsung
Ø  Pengamat tidak langsung
·        Pola orang ketiga
Dalam hasil karyanya pengarang tidak terlibat dalam peristiwa yang terjadi dala cerita tersebut. Kata ganti dipakai = dia, ia, atau nama orang.
e)      Gaya: Ialah cara atau teknik yang digunakan pengarang untuk menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menciptakan nuansa makna.
f)       Tema: Merupakan ide pokok yang menjadi titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita.
·         Unsur Ekstrinsik meliputi:
a)      Biografi pengarangnya
b)      Idiologi yang dianut pengarangnya
c)      Agama yang dianut pengarangnya
d)     Kedudukan pengarang dalam masyarakat
e)      Waktu yang melingkupi karya itu diciptakan
2.     PUISI
Puisi ini terdiri atas:
a)      Puisi lama

·         Bidal
·         Pantun
·         Syair
·         Gurindam
·         Pantun kilat / Karmia
·         Talibun
·         Seloka  /  Pantun berkait
·         Mantra

b)      Puisi Baru
Puisi baru berdasarkan jumlah barisnya:
·         Distikhon: puisi setiap baitnya terdiri dari 2 baris
·         Terzina :   puisi setiap baitnya terdiri dari 3 baris
·         Kuatrain: puisi setiap baitnya terdiri dari 4 baris
·         Quint:       puisi setiap baitnya terdiri dari 5baris
·         Sextet:       puisi setiap baitnya terdiri dari 6 baris
·         Septima:   puisi setiap baitnya terdiri dari 7 baris
·         Oktaf/stanza: puisi setiap baitnya terdiri dari 8 baris
·         Soneta: puisi yang terdiri dari 14 baris
·         Puisi bebas: puisi yang tidak terikat oleh jumlah baris dan rima
·         Puisi kontemporer: Puisi yang menyimpan dari aturan penulisnya
3.     PROSA LIRIS
Prosa liris sebenarnya merupakan bentuk setengah prosa setengah puisi. Pada masa purba bentuk semacam ini disebut bahasa bahasa Berirama.
          Ciri-cirinya:                     
a)         Berbentuk prosa tetapi bagian kalimatnya beriarama seperti puisi
b)         Iramanya mirip pantun atau syair
c)         Isinya berupa cerita
d)        Cara penulisannya berbait seprti pantun
e)         Rima tidak terdapat didalamnya,bila dijumpai rima  itu kebetulan saja.
Contoh: Pengakuan pariyem
Sabai Nan Aluih
4.     DRAMA
Drama ialah bentuk karya satra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak dan percakapan diatas panggung.
 Unsur-unsur  drama:
a.       Plot/alur
Plot dalam drama tidak jauh berbeda tidak jauh berbeda dengan plot yang ada pada roman atau novel hanya saja plot dalam drama di bagi dalam babak-babak dan adegan-adegan.
b.      Tokoh dan karakter
Tokoh adalah pelaku yang menggerakkan plot .Dalam drama,tokoh di peragakan oleh seorang aktor .Dalam keadaan seperti inilah karakterisasi atau (perwatakan)dari seorang tokoh akan semakin jelas dan hidup
c.       Percakapan
Percakapan dalam drama ini dibedakan atas:
·         Prolog : percakapn awal sebagai pembuka pertujukan drama
·         Monolog : percakapn sendiri
·         Dialog : percakapan sepenuh
·         Epilog :npercakapn akhir sebagai penutup pertunjukan
d.      Latar dan setting
Latar atau setting adalah penjelasan tentang suasana tempat dan waktu yang ada dalam pertunjukan drama.Bila di pentaskan latar di wujudkan : Tata panggung,tata sinar,tata bunyi.
e.       Gerak atau action
Gerak atau action dibedakan atas:
·      Mimik : gerak raut muka
·      Panto mimik : gerak gerik anggota tubuh
·      Blocking : Posisi aktor diatas pentas
f.       Tata busana dan tata rias
g.      Tata panggung[6]
Ciri cirri sastra tiap angkatan
1.      Kesusastraan lama
2.      Aangkatan 20 / Balai Pustaka
3.      Angkatan 30 / Pujangga baru
4.      Angkatan 45
5.      Angkatan 66
KESIMPULAN
Kesusastraan adalah kumpulan buku yang indah bahasanya dan baik isinya sehingga dapat menimbulkan rasa keharuan dan kekaguman.
BENTUK KARYA SASTRA
1.      Prosa
2.      Puisi
3.      Prosa Liris
4.      Drama
ADAPUN TOKOH TOKOH SASTRA YAITU:
1.      Chairul Anwar
2.      Chairul Harun
3.      Citra Yogya
4.      Claudine Salmon
5.      Daelan Muhammad
6.      Dami N. Toda
7.      Damiri Mahmud
8.      Danarto
CIRI CIRI SASTRA TIAP ANGKATAN
1.      Kesusastraan lama
2.      Angkatan 20 / Balai Pustaka
3.      Angkatan 30 / Pujangga
4.      Angkatan 45
5.      Angkatan 66
DAFTAR PUSTAKA
http://asemmanis.wordpres
Sri Astuti Caratina, Bahasa Indonesia 3 SMU, (Yogyakarta: SSCIntersolusi, 2002),
Rusyana Yus, Bahasa Dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan, (Bandung: CV. DIPONEGORO, 1984)
Guntur Tarigan Hendry, Prinsip-prinsip dasar sastra, (Bandung : Angkasa), http://belajarbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/unsur-karya-sastra.html


[1] http://asemmanis.wordpres
[2] Caratina Sri Astuti, Bahasa Indonesia 3 SMU, (Yogyakarta: SSCIntersolusi, 2002), hlm 98
[3] Yus Rusyana, Bahasa Dan Sastra Dalam Gamitan Pendidikan, (Bandung: CV. DIPONEGORO, 1984), hlm 303
[4]  Hendry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip dasar sastra, (Bandung : Angkasa), hlm.189
[5] http://belajarbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/unsur-karya-sastra.html
[6]  Caratina Sri Astuti, Op Cit, hlm 108


0 komentar:

Posting Komentar